Sebagai Agama yang mengantarkanhidup manusia kepada kesejahteraan
dunia dan akhirat, lahir dan bathin, Islam telah membentang dan merentangkan, pola hidup yang
ideal dan praktis. Pola hidup Islam tersebut dengan jelas dalam Alquran dan
terurai dengan sempurna dalam sunnah Rasulullah SAW.
Dengan Ruh iman
yang berdekap mesra dalam dada. Maka setiap muslim menghadapi dua medan aspek
memprodusir kebaikan atau amal sholeh sebanyak banyaknya, yang meliputi aspek
ibadah dan muamalah (budaya sosial, ekonomi, dan lain lain) yang lazim
diformulasikan ”Hablun minnallah” dan “Hablunminannas “.
Dengan ibadah
seseorang berhubungan dengan Allah secara vertical menyembah kepadanya dengan
penuh takut dan cinta sesuai dengan contoh-contoh dan garis-garis sunnah Rasulullah. Aspek ibadah inilah yang mewarnai dan
memberikan penghayatan kepada aspek muamalah agar berjalan terarah pada jalan yang diridhoi Allah
Lapangan muamalah
dimana manusia berhubungan secara horizontal antara satu dengan yang
lainnya dalam lapangan ekonomi.sosial kemasyarakatan, dan nilai nilai dalam
rangka memenuhimhajat hidup didunia fana ini. Saling tolong menolong dan bantu
membantu dan saling menerima dan saling memberi yang dalam doktrin islam
mempunyai aturan aturan dan etos kerja yang wajib dipatuhi dan dipedomani.
Dalam uraian
ini saya ingatkan kedua lapangan
kebaikan tersebut dikerjakan dan digarap seimbang yang memungkinkan seseorang
hidup berbahagia LAHIR DAN BATHIN.
Prinsip ini
dicanangkan dalam firman Allah “ Tuntutlah kebahagiaan yang disediakan Allah di
akhirat kelak, tetapi jangan melupakan kebahagiaan didunia, (suaah
SAlqoshosh,ayat 77)
Untuk mencapai kebahagiaan yang dijanjikan Allah haruslah manusia
rajin bekerja dan berbuat yang sungguh sungguh yang dapat mengantarkan kepada
cita cita tersebut.Sungguh banyak ayat
ayat yang bertebaran dalam Alquran yang mengundang manusia agar bermain
dan mendorong mereka rajin bekerja.Dorong dorongan
tersebut antara lain tercermin dengan banyaknya perkataan amal sholeh yang
bergandengan dengan iman.
Menurut lughot,
amal sholeh dapat diartikan perbuatan
atau pekerjaan yang baik, dengan dorongan dorongan tersebut mak
seyogianyalah umat islam umat yang
paling ulet dan rajin bekerja dan
berbuat kebaikan baik berhubungan dengan
ibadah maupun muamalah.
Semua itu
dilakukan untuk memprodusir kebaikan dan kebajikan dengan sebanyak banyaknya
dalam rangka mendapatkan Ridho Allah Swt, dalam Alquran di kemukakan “
Laki-laki akan mendapat bahagian
daripada apa yang mereka
usahakan dan wanitapun akan memperoleh
kebahagiaan daripada apa yang mereka
usahakan. Mintalah kepada Allah sebahagian
dari karunianya, karena Allah
amat mengetahui tiap tiap sesuatu “ (Surah Annisa :ayat 32. )
Sholat wajib
ditunaikan pada waktunya, tetapi apabila sholat usai hendaklah seseorang
bangkit bergerak terjun ke medan pencaharian nafkah atau rezki yang disediakan Allah. “ Lantas
apabila selesai sholat maka hendaklah kamu bertebaran dimuka bumi dan carilah
karunia Allah dan sebutlah nama Allah sebanyak banyaknya supaya kamu memperoleh
kebahagian“ surat Aljum'ah ayat 10 )
Allah telah
menyiapkan fasilitas bumi yang terhampar luas
ini untuk digarap sebaik baiknya dan manusia telah dibekali dengan
perlengkapan otot dan otak, atau jasmani
dan rohani. Diungkapkan dalam Alquran “ dialah yang telah menjadikan bumi yang mudah digunakan untuk kepentingan kamu.
Maka berjalanlah keapda penjuru penjurunya dan makanlah sebagian dari rezkinya
dan kepada Allah tempat kembali “. Surat
Al Mulk,ayat 15 ).
Berjalan pada penjuru penjuru bumi maksudnya agar fasilitas
alam yang tersedia ini digarap digali
dan diolah dengan segala kerajinan,
supaya bila dinikmati hasilnya dengan baik seraya mensyukuri nikmat Allah atas
dasar pengertian bahwa suatu saat kita
akan kembali kepadanya. Pada ayat lain ditandaskan “Dia (Allah ) telah
menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kami sebagai pemamurnya“ Surat Hud ayat 61 ). Sejauhmanakah
umat islam menggapai amanat tersebut, jawabnya ialah umat islam harus menerimanya dengan
pengertian dan tanggung jawab bahwa alam yang luas terbentang ini harus digarap
dan diolah sebagimana mestinya. Untuk
itu umat islam seharusnya menjadi umat
yang paling rajin dibanding umat lain.
Setelah jelas
bagi kita begitu nyaringnya himbauan Alquran supaya
umat Islam menjadi ummat yang rajin, cekatan dan tangkas bekerja guna memprodusir kebaikan dan
kebajikan sebanyak banyaknya. Maka
baiklah kita tinjai pandangan hadis Nabi SAW, dalam salah satu riwayat
dikemukakan bahwa,Rasul pernah memperingatkan “Apabila kamu telah selesai mengerjakan semabhyang fajar (sholat subuh ) maka janganlah kamu tidur lantaran
malas mencari rezekimu “ HR.Tabrani ).
Kemalasan adalah salahsatu penyakit aatau sifat qobihah
yang perlu dijauhi dalam diri, jangan sampai menyelinap yang mengakibatkan kerugian dan kemunduran pribadi . dalam hubungan ini
rasullullah mengajarkan Dalam salahsatu doa yang diriwayatkan oleh Imam Abu
Daud Ra. “Aku mohon perlindungan kepadamu ya Allah daripada kegelisahan dan duka cita, dan aku meohon perlindungan kepadamu daripada
kelemahan dan kemalasan dan aku mohon
perlindungan kepadamu dari sifat PENGECUT DAN KIKIR, DAN AKU MOHON PERLINDUNGAN KEPADAMU daripada
tumpakkan hutang dan tekanan manusia. “
Kemalasan dan perasaan lemah diri,
tidak bisa berbuat apa apa adalah
sifat dan sikap mazmumah (tercela) dalam pandangan etika Islam, karena
itu sifat tersebut perlu di enyahkan, baik melalui penyadaran diri sendiri atau
mawas diri maupun dengan langsung memohon kepada Allah Swt, agar sifat sifat
mazmumah tersebut dijauhkan dari pribadi
kita. Sebagai kebalikannya kita
dikehendaki rajin bekrja seraya memohon kekuatan rohani dan jasmani dari Allah Swt,
sebagaimana diajarkan dalam Alquran, “
Wahai tuhanku masukanlah aku melalui
temapt masuk yang benar, dan keluarkan aku melalui temapt keluar yang
benar, dan berilah aku dari sisi engkau kekuatan yang dapat menolong. “ (surat Al Isra;80). Dengan memperhatikan kalimat dalam doa
tersebut, nyatalah bahwa kebenaran perlu
dipertahankan ssebagai nilai hidup dan agar umat islam hendaknya berusaha
memiliki kekuatan (shultan yang dengan ini dapat melipatgandakan kekuatan dan
kemampuan kerja.
Memang demikian
kenyataannya tiada yang dapat diharapkan dari ummat yang lemah kecuali hasil kerja dan budaya yang kerdil.
Kelemahan MENTAL DAN FISIK, KELEMAHAN HATI, OTAK, DAN OTOT tidak mampu menghasilkan amal kebajikan yang
berkualitas tinggi.
Betapa pentingnya
kekuatan itu dimliki, karena manusia manusia
kuat tentu lebih baik dan lebih produktif disbanding dengan manusia
manusia lemah sesuai dengan pernyataan Rasulullah Saw, “ Mukmin yang kuat lebih
di sukai Allah daripada mukmin yang
lemah, sekalipun masing masing ada kebaikan, Berkeinginan keraslah keapda
sesuatu yang memberi manfaat dan
mintalah pertolongan kepada Allah dan
janganlah bersifat lemah” HR.Muslim.
Jelaslah bahwa Insan insan muslim
pperlu memiliki kekuatan fisik
dan mental dan supaya rajin
bekerja untuk kebaikan, dalam Hadis lain ditandaskan “Sesungguhnya Allah
tellah mewajibkan kamu berusaha maka oleh sebab itu maka hendaklah kamu rajin berusaha “ HR Tabrani.
Perkataan Rasullah dipraktekannya sendiri dalam kehidupan sehari
hari, yang btercermin dalam ketekunannya
beribadah dan kerajinan bekerja bagi
kepentingan rumah tangga dan ummatnya.
Azzubaeir Al awwam mewartakan bahwa Rasulullah Saw, pernah
mengatakan, “ Sekiranya salah seorang
diantara kamu membawa kamu membawa tali kemudian pergi kebukit mencari kayu kemudian dipikul
kepasar untuk dijual, yang dengan itu ia
menutup air mukanya, maka yang demikian itu
lebih baik daripada minta minta kepada orang, baik mereka memberi atau menolak, “
(HR.Bukhori ).
Juga sebagai manusia teladan rajin bekerja ialah nabi Daud, As yang
menghasilkan pelbagai kerajinan tangan
yang membuahkan rejki untuk nafkah sehari hari. Kerajina tersebut Ptut
disuriteladani sesuai dengan pernyataan Rasulullah Saw, “Tiada seseorang makan
makanan yang lebh baik daripada hasil
tangannya sendiri, sesungguhnya
Nabi Daud As, makan dari hasil usaha tangannya sendiri “ (HR.Bukhori).
selanjutnya di hadis lainya “ Bekerja mencari rezki yang halal itu wajib bagi
setiap muslim, “ (HR.Tabrani )
Ternyata bahwa
diantara Nabi Nabi Allah tidak hanya
menjadi Insan teladan dalam segi Ibadah,
tetapi juga dari segi kerajinan berusaha. Nabi Zakaria As. Adalah sebagai tukang kayu (Annajjar) tekun bekerja
pada waktunya dan disamping kekhusuannya dalam berdoa, dan berzikir didalam
mihrab.
Tiada pekerjaan
yang lebih hina disisi para Nabi, kecuali yang
dilarang Allah SWT,. Nabi menerangkan Bahwa tidaklah Allah
membangkitkan seorang Nabi melainkan telah menjadi penggembala kambing,. Seorang sahabat bertanya tentang
pengalaman Nabi sendiri “Nabi menerangkan
bahwa beliau sendiripun pernah
menjadi pengembala kambing milik penduduk mekkah yang mendapat bayaran beberapa Qirath".
Wallahu a’lam. Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar