Kamis, 26 Februari 2015

BEKERJA DAN HARGA DIRI SEORANG MUSLIM Ditulis Oleh : DRS.SABARHATI NDRURU,M.M

           Sebagai Agama yang mengantarkanhidup manusia kepada kesejahteraan dunia dan akhirat, lahir dan bathin, Islam telah  membentang dan merentangkan, pola hidup yang ideal dan praktis. Pola hidup Islam tersebut dengan jelas dalam Alquran dan terurai dengan sempurna dalam sunnah Rasulullah SAW.
            Dengan Ruh iman yang berdekap mesra dalam dada. Maka setiap muslim menghadapi dua medan aspek memprodusir kebaikan atau amal sholeh sebanyak banyaknya, yang meliputi aspek ibadah dan muamalah (budaya sosial, ekonomi, dan lain lain) yang lazim diformulasikan ”Hablun minnallah” dan “Hablunminannas “.
            Dengan ibadah seseorang berhubungan dengan Allah secara vertical menyembah kepadanya dengan penuh takut dan cinta sesuai dengan contoh-contoh dan garis-garis sunnah Rasulullah. Aspek ibadah inilah yang mewarnai dan memberikan penghayatan kepada aspek muamalah agar berjalan terarah  pada jalan yang diridhoi Allah
            Lapangan muamalah dimana manusia  berhubungan  secara horizontal antara satu dengan yang lainnya dalam lapangan ekonomi.sosial kemasyarakatan, dan nilai nilai dalam rangka memenuhimhajat hidup didunia fana ini. Saling tolong menolong dan bantu membantu dan saling menerima dan saling memberi yang dalam doktrin islam mempunyai aturan aturan dan etos kerja yang wajib dipatuhi dan dipedomani.
            Dalam uraian ini  saya ingatkan kedua lapangan kebaikan tersebut dikerjakan dan digarap seimbang yang memungkinkan seseorang hidup berbahagia LAHIR DAN BATHIN.
            Prinsip ini dicanangkan dalam firman Allah “ Tuntutlah kebahagiaan yang disediakan Allah di akhirat kelak, tetapi jangan melupakan kebahagiaan didunia, (suaah SAlqoshosh,ayat 77)
Untuk mencapai kebahagiaan yang dijanjikan Allah haruslah manusia rajin bekerja dan berbuat yang sungguh sungguh yang dapat mengantarkan kepada cita cita tersebut.Sungguh  banyak ayat ayat yang bertebaran dalam Alquran yang mengundang manusia agar bermain dan  mendorong  mereka rajin bekerja.Dorong dorongan tersebut  antara lain tercermin  dengan banyaknya perkataan amal sholeh yang bergandengan dengan iman.
            Menurut lughot, amal sholeh dapat diartikan  perbuatan atau pekerjaan yang baik, dengan dorongan dorongan tersebut mak seyogianyalah  umat islam umat yang paling ulet  dan rajin bekerja dan berbuat kebaikan baik berhubungan dengan ibadah maupun muamalah.
            Semua itu dilakukan untuk memprodusir kebaikan dan kebajikan dengan sebanyak banyaknya dalam rangka mendapatkan Ridho Allah Swt, dalam Alquran di kemukakan “ Laki-laki akan mendapat bahagian  daripada apa yang mereka  usahakan  dan wanitapun akan memperoleh kebahagiaan  daripada apa yang mereka usahakan. Mintalah kepada Allah sebahagian  dari karunianya, karena Allah  amat mengetahui tiap tiap sesuatu “ (Surah Annisa :ayat 32. )
            Sholat wajib ditunaikan pada waktunya, tetapi apabila sholat usai hendaklah seseorang bangkit bergerak terjun ke medan pencaharian nafkah  atau rezki yang disediakan Allah. “ Lantas apabila selesai sholat maka hendaklah kamu bertebaran dimuka bumi dan carilah karunia Allah dan sebutlah nama Allah sebanyak banyaknya supaya kamu memperoleh kebahagian“ surat Aljum'ah ayat 10 )
            Allah telah menyiapkan fasilitas bumi yang terhampar luas  ini untuk digarap sebaik baiknya dan manusia telah dibekali dengan perlengkapan otot dan otak,  atau jasmani dan rohani. Diungkapkan dalam Alquran “ dialah yang telah menjadikan bumi  yang mudah digunakan untuk kepentingan kamu. Maka berjalanlah keapda penjuru penjurunya dan makanlah sebagian dari rezkinya dan kepada  Allah tempat kembali “. Surat Al Mulk,ayat 15 ).
Berjalan pada penjuru penjuru bumi maksudnya agar fasilitas alam  yang tersedia ini digarap digali dan diolah dengan segala  kerajinan, supaya bila dinikmati hasilnya dengan baik seraya mensyukuri nikmat Allah atas dasar pengertian  bahwa suatu saat kita akan kembali kepadanya. Pada ayat lain ditandaskan “Dia (Allah ) telah menciptakan  kamu dari bumi  dan menjadikan kami sebagai  pemamurnya“ Surat Hud ayat 61 ). Sejauhmanakah umat islam menggapai amanat tersebut, jawabnya ialah  umat islam harus menerimanya dengan pengertian dan tanggung jawab bahwa alam yang luas terbentang ini harus digarap dan diolah  sebagimana mestinya. Untuk itu umat islam  seharusnya menjadi umat yang paling rajin  dibanding umat lain.
            Setelah jelas bagi  kita  begitu nyaringnya himbauan Alquran supaya umat Islam menjadi ummat yang rajin, cekatan dan tangkas  bekerja guna memprodusir kebaikan dan kebajikan sebanyak banyaknya.  Maka baiklah kita tinjai pandangan hadis Nabi SAW, dalam salah satu riwayat dikemukakan bahwa,Rasul pernah memperingatkan “Apabila kamu telah selesai  mengerjakan semabhyang fajar (sholat  subuh ) maka janganlah kamu tidur lantaran malas mencari rezekimu “ HR.Tabrani ).
            Kemalasan  adalah salahsatu penyakit aatau sifat qobihah yang perlu dijauhi dalam diri, jangan sampai menyelinap  yang mengakibatkan kerugian  dan kemunduran pribadi . dalam hubungan ini rasullullah mengajarkan Dalam salahsatu doa yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud Ra. “Aku mohon perlindungan kepadamu ya Allah  daripada kegelisahan dan duka cita,  dan aku meohon perlindungan kepadamu daripada kelemahan dan kemalasan  dan aku mohon perlindungan kepadamu dari sifat PENGECUT DAN KIKIR, DAN AKU MOHON PERLINDUNGAN KEPADAMU daripada tumpakkan hutang dan tekanan manusia. “
Kemalasan dan perasaan lemah diri,  tidak bisa berbuat apa apa  adalah sifat  dan sikap mazmumah  (tercela) dalam pandangan etika Islam, karena itu sifat tersebut perlu di enyahkan, baik melalui penyadaran diri sendiri atau mawas diri maupun dengan langsung memohon kepada Allah Swt, agar sifat sifat mazmumah  tersebut dijauhkan dari pribadi kita.  Sebagai kebalikannya kita dikehendaki  rajin bekrja seraya  memohon kekuatan  rohani dan jasmani dari Allah Swt, sebagaimana diajarkan dalam Alquran,  “ Wahai tuhanku  masukanlah  aku melalui  temapt masuk yang benar, dan keluarkan aku melalui temapt keluar yang benar, dan berilah aku dari sisi engkau kekuatan yang dapat menolong. “ (surat Al Isra;80). Dengan memperhatikan kalimat dalam doa tersebut,  nyatalah bahwa kebenaran perlu dipertahankan ssebagai nilai hidup dan agar umat islam hendaknya berusaha memiliki kekuatan (shultan yang dengan ini dapat melipatgandakan kekuatan dan kemampuan kerja.
            Memang demikian kenyataannya tiada yang dapat diharapkan  dari ummat yang lemah  kecuali hasil kerja dan budaya yang kerdil. Kelemahan MENTAL DAN FISIK, KELEMAHAN HATI, OTAK,  DAN OTOT tidak  mampu menghasilkan amal kebajikan yang berkualitas tinggi.
            Betapa pentingnya kekuatan itu dimliki, karena manusia manusia  kuat tentu lebih baik dan lebih produktif disbanding dengan manusia manusia lemah sesuai dengan pernyataan Rasulullah Saw, “ Mukmin yang kuat lebih di sukai Allah  daripada mukmin yang lemah, sekalipun masing masing ada kebaikan, Berkeinginan keraslah keapda sesuatu  yang memberi manfaat dan mintalah pertolongan  kepada Allah dan janganlah bersifat lemah” HR.Muslim.
Jelaslah bahwa Insan insan muslim  pperlu memiliki kekuatan fisik  dan mental dan supaya rajin  bekerja untuk kebaikan, dalam Hadis lain ditandaskan “Sesungguhnya Allah tellah mewajibkan  kamu berusaha  maka oleh sebab itu maka hendaklah  kamu rajin berusaha “ HR Tabrani.
Perkataan Rasullah dipraktekannya sendiri dalam kehidupan sehari hari,  yang btercermin dalam ketekunannya beribadah dan  kerajinan bekerja bagi kepentingan rumah tangga dan ummatnya.
Azzubaeir Al awwam mewartakan bahwa Rasulullah Saw, pernah mengatakan,  “ Sekiranya salah seorang diantara kamu membawa kamu membawa tali kemudian  pergi kebukit mencari kayu kemudian dipikul kepasar untuk dijual,  yang dengan itu ia menutup air mukanya, maka yang demikian itu  lebih baik daripada minta minta kepada orang,  baik mereka memberi atau menolak, “ (HR.Bukhori ).
Juga sebagai manusia teladan rajin bekerja ialah nabi Daud, As yang menghasilkan  pelbagai kerajinan tangan yang membuahkan rejki untuk nafkah sehari hari. Kerajina tersebut Ptut disuriteladani sesuai dengan pernyataan Rasulullah Saw, “Tiada seseorang makan makanan yang lebh baik daripada hasil  tangannya sendiri,  sesungguhnya Nabi Daud As, makan dari hasil usaha tangannya sendiri “ (HR.Bukhori). selanjutnya di hadis lainya “ Bekerja mencari rezki yang halal itu wajib bagi setiap muslim, “ (HR.Tabrani )
            Ternyata bahwa diantara Nabi Nabi Allah  tidak hanya menjadi Insan teladan  dalam segi Ibadah, tetapi juga dari segi kerajinan berusaha. Nabi Zakaria As. Adalah sebagai tukang kayu (Annajjar) tekun bekerja pada waktunya dan disamping kekhusuannya dalam berdoa, dan berzikir didalam mihrab.
            Tiada pekerjaan yang lebih hina  disisi para Nabi,  kecuali yang  dilarang Allah SWT,. Nabi menerangkan Bahwa tidaklah Allah membangkitkan seorang Nabi melainkan telah menjadi penggembala kambing,. Seorang sahabat bertanya tentang pengalaman Nabi sendiri “Nabi menerangkan  bahwa beliau sendiripun  pernah menjadi pengembala kambing milik penduduk mekkah  yang mendapat bayaran beberapa  Qirath".
Wallahu a’lam. Wassalam





Tidak ada komentar:

Posting Komentar