Rabu, 25 Februari 2015

INVASI MEDIA VIRTUAL DAN MASA DEPAN DAKWAH ISLAM Oleh: H. M. AMIN NASUTION, MA

Dakwah Islam Pada Masa Rasulullah
Dakwah adalah terminologi yang dikenal luas didalam khazanah intelektual Islam. Secara etimologi, Dakwah diambil dari  akar kata Da'a (دَاعَ) yang berarti menyeru atau memberi seruan.
Sedangkan  dalam arti terminologi, dakwah bisa di pahami sebagai aktivitas memberi seruan kepada para umat manusia agar selalu mau berbuat kebajikan dan meninggalkan perbuatan yang mungkar.
Singkat  kata, Dakwah merupakan suatu media konsolidasi dan internalisasi kepada umat, bahkan eksternalisasi di dalam pergaulan antar seluruh umat beragama. Jika ditelusuri  perjalanan dalam sejarah, dakwah memainkan peran yang cukup signifikan dalam ekspansi Islam di seluruh daerah Jazirah Arab, bahkan hingga ke sebagian wilayah Eropa.
Selama 13 tahun berada di Kota Makkah, Rasulullah SAW menanamkan segala nilai - nilai  ketauhidan kepada komunitas Quraisy Makkah melalui dakwahnya yang pada saat itu masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Intimidasi dan segala hal kekerasan yang di lakukan oleh para pem- besar Quraisy, pada kenyataannya  justru semakin menyuburkan dakwah Islam di Kota Makkah. Ajaran Islam yang mulai dari mem- perkenalkan mulai dari prinsip-prinsip egalitari anisme, seketika itu langsung memperoleh simpati dari kalangan menengah bawah (budak) diMakkah.
Intimidasi dan tekanan dari para pembesar Quraisy terhadap para – para pemeluk Agama Islam tersebut, pada gilirannya memaksa Rasulullah SAW untuk hijrah ke Kota Madinah.
Di Kota Madinah, di luar dugaan, Rasulullah SAW dan para sahabat ternyata mendapatkan    sambutan hangat dari kelompok Anshor.
Kelompok Anshor banyak memberikan suatu bantuan kepada Rasulullah SAW, termasuk dalam hal memfasilitasi dakwah  Rasulullah SAW. Selanjutnya, Rasulullah SAW mulai mengembangkan dakwah Islam dari Kota Madinah keseluruh Jazirah Arab, dan menjadikan Kota Madinah sebagai pusat pemerintahan Islam saat itu. Berkat usaha dan kerja keras Rasulullah SAW dan para sahabat, maka pada tahun ke-10 Hijrah Islam sudah ter sebar di seluruh wilayah Jazirah Arab; bahkan me- lingkupi sebagian wilayah non Arab. Dan keberhasilan Rasulullah SAW dalam menyebar- luaskan ajaran Islam ter sebut, sangat ditentukan oleh Metode dan Media dakwah yang digunakan nya  dalam  merebut simpati para audiensnya.
Metode Dakwah Islam
 
Metode dan media dakwah Rasulullah SAW sangat mendukung ke berhasilannya dalam me nyebarluaskan  ajaran Islam. Realitas itu me nunjukkan kepada kita bersama bahwa metode dan media merupakan faktor yang menentukan keberhasilan dakwah dari seseorang.
Terkait dengan masalah ini, Al-Qur'an telah memberikan panduan kepada kita umat Islam, tentang bagaimana seharusnya dakwah di-lakukan. Dalam Surah al- Nahl: 125, Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka deng an cara yang baik ...
Melalui ayat ini, dapat kita pahami bahwa Metode Dakwah Islam meliputi 3 hal, yaitu: dengan Hikmah, Pelaja ran yang baik dan Bantah an (debat) yang baik atau pun reliable. Hikmah secara sederhana dapat dipahami sebagai perkataan tegas dan be- nar, yang dapat membeda kan yang  hak  dengan yang bathil. Dengan kata lain, melalui hikmah seorang  pendakwah dituntut supaya ia dapat menyampaikan ajaran Islam sesuai orisinalitas nya, tanpa ada interest tertentu, yang sering ber potensi untuk memanipu lasi ajaran Islam yang sebenarnya.
Metode kedua, Pengajaran yang baik (موعظة الحسنة) lebih berorientasi pada prinsip keteladanan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan  dakwah Rasulullah SAW sangat ditentukan oleh prinsip- prinsip keteladanan yang dikembangkannya.
Konsekuensinya, dakwah yang disampaikan men jadi berwibawa dan penuh daya tarik, karena beliaulah yang menjadi figur utama pelaksanaan ibadah tersebut. Metode ketiga, yang Memberikan Bantahan atau Berdebat dengan cara yang baik, berorientasi  pada reliabelitas dan otentisitas sumber yang digunakan, serta cara penyampaiannya. Fakta menunjukkan bahwa orang akan lebih mudah di- yakinkan, jika dihadapkan pada sumber yang reliable dan  otentik, sekaligus dapat disampai kan dengan cara yang elegan.
Media Virtual dan Masa Depan Dakwah Islam
Selain penggunaan metode dan materi yang tepat, media dakwah juga merupakan alat penentu keberhasilan dakwah seseorang. Pada masa Rasulullah, audiens yang dihadapi masih sangat  terbatas dan tradisional, sehingga agar dapat dijangkau dengan media dakwah yang tradisional juga. Saat ini, ditengah semakin deras nya invasi media virtual ditambah lagi semakin meningkatnya kuantitas pemeluk Islam di belahan dunia  ini, sepertinya media tradisional tidak lagi memadai untuk me ngemban tugas - tugas Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar relatif  berat  tersebut. Karena itu bagai mana cara, kita harus cari alternatif media terbaru yang mampu untuk mengcover kebutuhan dakwah umat tersebut.
Untuk konteks Indonesia, sebagian besar aktivitas dakwah masih dilakukan melalui pidato monolog dan dialog atau diskusi terbatas atau diskusi publik. Hal ini dapat kita cermati dari munculnya Oligarki Dakwah di Indonesia, melalui sosok figur seorang Da'i atau pun da'iyah tertentu yang sering muncul di hadapan publik. Karena itu, tidak lah mengherankan jika be berapa waktu yang lalu K. H. Zainuddin MZ dijuluki dengan Da'i se juta umat. Aktivitas dakwah melalui media dialog juga tidak kurang menyita perhatian umat Islam Indonesia, meski memiliki audiens yang berbeda dengan Dakwah monolog.
Belakangan, aktivitas dakwah tersebut sudah mulai memanfaatkan beberapa media virtual untuk menyebarluaskan pesan Islam, tidak hanya di Indonesia melainkan ke seluruh penjuru dunia. Akibatnya, pesan - pesan universal tentang Islam bias dapat diakses oleh seluruh pengguna media virtual di seluruh penjuru dunia. Jumlah ini tentu nya akan semakin signifi kan, jika ditambahkan dengan lembaga-lembaga Islam yang berbasis di luar negeri.
Di Amerika Serikat, media virtual, tidak hanya digunakan untuk ngembangan dakwah semata, namun sekaligus juga media untuk mengakses informasi tentang seputar masalah keIslaman yang sifatnya harian:  seperti situs soal waktu shalat, arah kiblat, HAM dan lain sebagainya.
Melalui beberapa informasi di atas, maka kita bisa  simpulkan masa depan dari dakwah Islam  akan semakin cerah, karena didukung oleh berbagai media mutakhir yang jangkaun nya jauh lebih luas dengan media dakwah monolog atau pun dialog  yang selama ini dilakukan. Oleh karena itu, demi lancarnya proses sosialisasi dan dakwah Islam di masa yang akan datang, maka dikalangan Muslim terpelajar berkewajiban untuk memper luas kemampuan umat Islam dalam mengguna kan media virtual, untuk menambah pengetahuan mereka tentang Islam. Tanggung jawab tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan teknis penggunaan media  virtual di dalam pengembangan dakwah Islam, yang konstituennya dapat saja diambil dari ormas Islam, remaja masjid, dan be-berapa  organisasi kepemudaan Islam. Me lalui pelatihan tersebut, diharapkan para peserta dapat mentransfer dan mereplikasi pengetahuan nya untuk memberikan pencerahan kepada umat Islam lainnya.
Penutup
Penggunaan Media Virtual dalam aktivitas dakwah, tentu saja tidak menegasikan aktivitas dakwah melalui media monolog maupun dialog yang sudah established sejak lama. Namun, media ini merupakan media alternatif untuk memperluas akses masyarakat terhadap Islam, sekaligus menyempurnakan semua hal-hal yang belum ter sentuh oleh  dakwah tradisional. Oleh karena itu, demi kemajuan Islam dimasa yang akan datang  diperlukan sekali sinergi harmonis antara media dakwah monolog, dialog dan virtual secara ber- kelanjutan. Mudah-mudahan semua upaya ini bermanfaat bagi kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar