Dakwah adalah terminologi yang dikenal luas didalam khazanah intelektual Islam.
Secara etimologi, Dakwah diambil dari
akar kata Da'a (دَاعَ) yang berarti menyeru atau memberi
seruan.
Sedangkan dalam arti terminologi,
dakwah bisa di pahami sebagai aktivitas memberi seruan kepada para umat
manusia agar selalu mau berbuat kebajikan dan meninggalkan perbuatan yang
mungkar.
Singkat kata, Dakwah merupakan suatu media konsolidasi dan internalisasi kepada umat, bahkan eksternalisasi di dalam pergaulan antar seluruh
umat beragama. Jika ditelusuri perjalanan dalam sejarah, dakwah
memainkan peran yang cukup signifikan dalam ekspansi Islam di seluruh daerah Jazirah Arab, bahkan hingga ke sebagian wilayah Eropa.
Selama 13 tahun berada di Kota Makkah, Rasulullah SAW menanamkan segala nilai - nilai ketauhidan kepada komunitas Quraisy Makkah melalui dakwahnya yang pada saat itu masih dilakukan secara
sembunyi-sembunyi.
Intimidasi dan segala hal kekerasan yang
di lakukan oleh para pem- besar Quraisy, pada kenyataannya justru semakin menyuburkan dakwah Islam di Kota
Makkah. Ajaran Islam yang mulai
dari mem- perkenalkan mulai dari
prinsip-prinsip egalitari anisme, seketika itu langsung memperoleh simpati dari kalangan menengah bawah (budak) diMakkah.
Intimidasi dan tekanan dari para pembesar Quraisy terhadap para –
para pemeluk Agama Islam tersebut, pada gilirannya memaksa Rasulullah SAW untuk hijrah ke Kota Madinah.
Di Kota Madinah, di luar dugaan, Rasulullah SAW dan
para sahabat ternyata mendapatkan sambutan hangat dari
kelompok Anshor.
Kelompok Anshor banyak memberikan
suatu bantuan kepada Rasulullah SAW, termasuk dalam
hal memfasilitasi dakwah Rasulullah SAW. Selanjutnya, Rasulullah SAW mulai mengembangkan dakwah Islam dari Kota
Madinah keseluruh Jazirah Arab, dan menjadikan Kota Madinah sebagai pusat pemerintahan Islam saat itu. Berkat usaha dan
kerja keras Rasulullah SAW dan para sahabat, maka pada tahun ke-10 Hijrah Islam
sudah ter sebar di seluruh wilayah Jazirah Arab; bahkan
me- lingkupi sebagian wilayah non Arab. Dan keberhasilan Rasulullah SAW dalam menyebar- luaskan ajaran Islam ter sebut, sangat ditentukan oleh Metode dan Media
dakwah yang digunakan nya dalam
merebut simpati para audiensnya.
Metode Dakwah Islam
Metode dan media dakwah Rasulullah SAW sangat mendukung ke berhasilannya dalam me nyebarluaskan ajaran Islam. Realitas itu me nunjukkan kepada kita bersama bahwa metode dan media merupakan faktor yang menentukan keberhasilan dakwah
dari seseorang.
Terkait dengan masalah ini, Al-Qur'an telah memberikan panduan kepada kita umat
Islam, tentang bagaimana seharusnya dakwah di-lakukan. Dalam Surah al- Nahl: 125, Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
deng an cara yang
baik ...
Melalui ayat ini, dapat kita pahami bahwa Metode Dakwah Islam meliputi 3
hal, yaitu: dengan Hikmah, Pelaja ran yang baik dan Bantah an (debat) yang baik atau pun reliable. Hikmah secara sederhana dapat dipahami sebagai perkataan tegas dan be- nar, yang dapat membeda kan yang hak dengan
yang bathil. Dengan kata lain, melalui hikmah seorang pendakwah dituntut supaya ia dapat menyampaikan ajaran Islam sesuai orisinalitas nya, tanpa ada interest tertentu, yang
sering ber potensi untuk memanipu lasi ajaran Islam yang sebenarnya.
Metode kedua, Pengajaran yang baik (موعظة الحسنة) lebih berorientasi pada
prinsip keteladanan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan dakwah Rasulullah SAW sangat ditentukan
oleh prinsip- prinsip keteladanan yang dikembangkannya.
Konsekuensinya, dakwah yang disampaikan men jadi berwibawa dan penuh daya tarik,
karena beliaulah yang menjadi figur utama pelaksanaan ibadah tersebut. Metode ketiga, yang Memberikan Bantahan atau
Berdebat dengan cara yang baik, berorientasi pada
reliabelitas dan otentisitas sumber yang digunakan, serta cara penyampaiannya. Fakta menunjukkan bahwa orang akan lebih mudah di- yakinkan, jika dihadapkan pada sumber yang reliable dan otentik, sekaligus dapat disampai kan dengan cara yang elegan.
Media Virtual dan Masa Depan Dakwah Islam
Selain penggunaan metode dan materi yang tepat, media dakwah juga merupakan alat penentu keberhasilan dakwah seseorang. Pada
masa Rasulullah, audiens yang dihadapi masih sangat terbatas
dan tradisional, sehingga agar dapat dijangkau dengan media dakwah yang
tradisional juga. Saat ini, ditengah semakin deras nya invasi media virtual ditambah lagi
semakin meningkatnya kuantitas pemeluk Islam di belahan dunia ini,
sepertinya media tradisional tidak lagi memadai untuk me ngemban tugas - tugas Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar relatif berat tersebut. Karena itu bagai
mana cara, kita harus cari alternatif media terbaru yang mampu
untuk mengcover kebutuhan dakwah umat tersebut.
Untuk konteks Indonesia, sebagian besar
aktivitas dakwah masih dilakukan melalui pidato monolog dan dialog atau diskusi
terbatas atau diskusi publik. Hal ini dapat kita cermati dari munculnya Oligarki Dakwah di Indonesia, melalui sosok figur
seorang Da'i atau pun da'iyah tertentu yang sering muncul di
hadapan publik. Karena itu, tidak lah mengherankan jika be berapa waktu yang
lalu K. H. Zainuddin MZ dijuluki dengan Da'i se juta umat. Aktivitas dakwah melalui media dialog juga tidak
kurang menyita perhatian umat Islam Indonesia, meski memiliki audiens yang berbeda dengan Dakwah monolog.
Belakangan, aktivitas dakwah tersebut sudah
mulai memanfaatkan beberapa
media virtual untuk menyebarluaskan pesan Islam, tidak hanya di Indonesia
melainkan ke seluruh penjuru dunia. Akibatnya, pesan - pesan universal tentang Islam bias
dapat diakses oleh seluruh pengguna media
virtual di seluruh penjuru dunia. Jumlah ini tentu nya akan semakin signifi kan, jika ditambahkan dengan lembaga-lembaga Islam yang berbasis di luar negeri.
Di Amerika Serikat, media virtual, tidak hanya digunakan untuk ngembangan dakwah semata, namun sekaligus juga media untuk mengakses informasi tentang seputar masalah keIslaman yang sifatnya harian: seperti situs soal waktu shalat, arah kiblat, HAM dan lain
sebagainya.
Melalui beberapa informasi di atas, maka kita bisa simpulkan masa depan dari dakwah Islam akan
semakin cerah, karena didukung oleh berbagai media mutakhir yang
jangkaun nya jauh lebih luas dengan
media dakwah monolog atau pun dialog yang selama ini dilakukan. Oleh karena itu, demi
lancarnya proses sosialisasi dan
dakwah Islam di masa yang akan datang, maka dikalangan Muslim terpelajar berkewajiban untuk
memper luas kemampuan umat Islam dalam mengguna kan media virtual, untuk menambah pengetahuan mereka tentang Islam.
Tanggung jawab tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan
teknis penggunaan media virtual di dalam pengembangan dakwah Islam, yang
konstituennya dapat saja diambil dari ormas Islam, remaja masjid, dan be-berapa organisasi kepemudaan Islam. Me lalui pelatihan tersebut, diharapkan para
peserta dapat mentransfer dan mereplikasi pengetahuan nya untuk memberikan pencerahan kepada umat
Islam lainnya.
Penutup
Penggunaan Media Virtual dalam aktivitas dakwah, tentu saja tidak menegasikan aktivitas dakwah melalui media monolog maupun dialog yang sudah established sejak lama. Namun, media ini merupakan media alternatif untuk memperluas akses
masyarakat terhadap Islam, sekaligus menyempurnakan semua hal-hal yang
belum ter sentuh oleh dakwah tradisional. Oleh karena itu, demi kemajuan Islam dimasa yang
akan datang diperlukan sekali sinergi harmonis antara media dakwah monolog,
dialog dan virtual secara ber- kelanjutan. Mudah-mudahan semua upaya ini bermanfaat bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar