Rabu, 25 Februari 2015

Syarat Menjadi Pemimpin Oleh IRHAMUDDIN, MA


Syarat  Menjadi Pemimpin
                                                           Oleh : IRHAMUDDIN, MA.

(Dosen STIT AL-Washliyah dan Pimpinan Yayasan AL-Khalidy kota Binjai, Komisi Dewan Dakwah MUI Binjai )

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin “. (QS. An-Nisa’ : 144)
Judul tulisan ini menarik untuk penulis bahas pada kesempatan yang sangat mulia ini mengingat kembali bahwa tanggal 9 April mendatang adalah ajang kompetisi untuk para CALEG yang ada di negeri ini untuk bertarung memperjuangkan  agar bisa duduk dikursi dewan ,terlihat dari adanya baleho,spanduk dan stiker yang dipajangkan pada setiap sudut jalan baik didaerah maupun diperkotaan,inilah ajang pesta demokrasi yang sangat fantastis dinegeri ini.
Sebagai agama  yang sempurna Islam telah meletakkan dan menetapkan landasan hukum bagi setiap persoalan yang dihadapi ummat manusia .dalam soal kepemimpinan ,Islam telah menetapkan bahwa ummat Islam  diwajibkan untuk memilih pemimpin yang dapat melaksanakan dan mejalankan syariat Ilahi demi kesejahteraan dan kedamaian ummat manusia.Rasulullah SAW, sangat peduli masalah kepemimpinan dalam mengurus pemerintahan.sehingga dalam Hadis beliau bersabda;
Sesungguhnya Imam (pemimpin) itu adalah perisai bila kamu berperang dan berlindunglah di belakangnya.Apabila dia menyuruh bertaqwa kepada Allah dan berbuat Adil,Allah akan memberi ganjaran pahala. Apabila dia berbuat sebaliknya,maka Allah akan menghisabnya”(sahih muslim12/30,sahih bukhari 6/456).
Begitu pentingnya mengangkat seorang pemimpin dalam sebuah masyarakat atau negara,maka sejarah mencatat bahwa setelah berpulangnya rasulullah Saw ke hadirat Ilahi,para sahabat Radiyallahu anhum terpaksa segera  mengadakan musyawarah untuk memilih  pengganti rasulullah dalam tampuk pemerintahan.ini semua bertujuan untuk menjaga kemashlahatan daripada diobrak abrik oleh orang yang selalu menginginkan dan berusaha menghancurkan kekuatan ummat Islam.
Dalam memilih pemimpin ,Islam telah memberikan tuntunan yang lengkap ,baik dari segi teori yang berdasarkan pada petunjuk Ilahi,sampai kepada praktek pemerintahan yang bersih dan berhasil seperti yang di contohkan para Nabi dan para sahabat. Oleh karena itulah ummat Islam tidak boleh salah dalam memilih,seperti nabi Ibrahim pernah meminta  agar anaknya menjadi pemimpin tetapi allah menyatakan bahwa orang yang berhak menjadi pemimpin adalah mereka yang mempunyai kreteria untuk memimpin.
Dan tidak boleh diberikan kepada orang yang tidak memenuhi syarat pemimpin. Alqur’an  surah Al-Baqarah 124, menjelaskan :Dan ingatlah ,ketika Ibrahim di Uji tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan)Lalu Ibrahim menunaikannya.lalu Allah berfirman sesungguhnya Aku akan menjadikanmu Imam bagi seluruh manusia”Ibrahim berkata (dan aku memohon juga ) dari keturunanku “.Allah berfirman “Janjiku ini tidak mengenai orang yang Zalim”(QS,AL Baqarah :124 ).
Dalam hadis juga diceritakan bahwa sahabat Abu dzar berkata;
Aku bertanya kepada rasulullah : ya rasulullah
,mengapa engkau tidak memberikan jabatan kepadaku..? Rasulullah Saw menjawab sambil tangannya menyentuh pundakku:
Wahai Abu Dzar sesungguhnya engkau ini adalah lemah , dan sesungguhnya jabatan itu adalah Amanah, dan sesungguhnya jabatan itu nanti pada hari kiamat akan menjadi sesuatu kehinaan dan penyesalan ,kecuali orang yang dapat memegangnya dengan penuh kebenaran dan menunaikan kewajiban yang di amanahkan kepadanya”.( Hadis riwayat Muslim).
Dalam Alquran ada beberapa syarat untuk menjadi pemimpin :
1.      Mempunyai ilmu dan fisik yang baik.
Pada  Surah Al baqarah ayat  ke 247 allah menegaskan :
“sesunguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu” mereka menjawab: Bagaimana Thalut memerintah kami,padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?”Nabi mereka berkata “ Sesungguhnya allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya Ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendakinya , dan Allah maha luas pemberiannya lagi maha mengetahui”
2.      Hafidz (dapt mengurus,memelihara dengan baik) dan pakar dibidangnnya.
Hafidz, dapat menggatur dengan baik dan mempunyai kepakaran merupakan syarat 
Menjadi pemimpin,sebagaimana syarat yang diberikan Nabi yusuf sewaktu akan menjadi menteri keuangan negeri Mesir ketika itu.
“Berkata Yusuf  “ jadikanlah aku bendaharawan negara mesir ,: sesungguhnya aku yang pandai menjaga , lagi berpengetahuan” (QS, Yusuf : 55)

3.      Kuat ,berani,tegas dan amanah.
Sifat ini menjadi syarat sewaktu anak nabi Syuaib ingin menjadikan nabi musa sebagai menantu ,sebagaimana dinyatakan dalam Al quran: “ salah seorang dari kedua wanita itu berkata : “ya Ayahku ambillah ia sebagai orang yang bekerja ( pada kita ), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah  orang yang kuat lagi dipercaya “.
(QS, Qashash : 26 )
4.      Berwawasan, Zuhud, beriman
Syarat kempat ini , calon pemimpin itu tidak terlibat dengan dosa besar,dan perbuatan maksiat,mestinya mudah memaafkan,melaksanakan perintah Agama,mendirikan shalat,selalu bermusyawarah, mudah menolong,dan membela kebenaran. Dalam Al quran dijelaskan :
Maka sesuatu yang diberikan kepadamu ,itu adalah kenikmatan hidup didunia; dan yang ada pada sisi allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang orang yang beriman,dan hanya kepada tuhannya mereka bertawakkal.
Dan(bagi)orang orang yang menjauhi dosa dosa besar dan perbuatan – perbuatan keji, dan apabila mereka marah , mereka memberi maaf,dan(bagi)oarang orang yang menerima (mematuhi)seruan tuhannya dan mendirikan shalat sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka,dan mereka menafkahkan sebagian dari  rezeki yang kami berikan kepada mereka.
Dan bagi orang- orang yang apabila mereka diperlakukan dengan Zalim,mereka membela diri, dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas(tanggungan ) Allah SWt,   sesunguhya dia tidak menyukai orang yang Zalim,(QS, syura ; 36 40)
5.       menjelaskan petunjuk allah
Melakukan kebaikan  (khairat),melasanakan ibadah ritual,shalat dan menunaikan hak harta(zakat) seperti dinyatakan dalam Al quran;
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami dan telah kami wahyukan kepada mereka agar mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah”
(QS. Anbiya : 73 )
6        .Tabah dan sabar .
Sifat ini menjadi syarat dalam memimpin sebagaimana dinyatakan dalam Al quran: dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin- pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar, dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”  (QS.Sajadah:  24)
7. Dapat memutuskan dengan kebenaran dan tidak mengikuti hawa nafsu . sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran:
Hai Daud,sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa)di muka bumi ,maka berilah keputusan (perkara)di antara manusia dengan adil ,dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu ,karena ia akan menyesatkan mu dari jalan Allah.sesungguhnya orang –orang yang sesat dari jalan allah akan mendapat azab yang berat,karena mereka melupakan hari perhitungan.  (QS. Shad: 26 )
8. Umat Islam juga dilarang memilih pemimpin orang kafir,  sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an : “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin, siapa yang berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah. Kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang mereka takuti, dan Allah memperingatkanmu terhadap diri (siksanya) dan hanya kepada Allahlah  tempat kembalimu (Q.S. Ali Imran : 28).
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang kafir menjadi teman penolong Dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.  (QS. An-Nisa’ : 138-139).
Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu mengambil orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin, inginkah kamu membuat alasan yang nyata bagi allah (untuk menyiksamu)?  (QS. An-nisa’ : 144)
9. Al-Quran juga melarang umat Islam memilih pemimpin yang mempermainkan agama, sebagaimana dijelaskan dalam ayat : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil yang menjadi pemimpinmu, orang yang membuat agamamu sebagai ejekan dan permainan, (yaitu) diantara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertaqwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (QS.Al-Maidah : 57).
            Demikian juga al-quran sangat melarang umat Islam untuk mengambil pemimpin yang lebih menyukai sitem dan budaya orang kafir, daripada sistem dan budaya Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an :
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudaramu menjadi wali/pemimpin, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa diantara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. At-Taubah : 23).
            Demikianlah beberapa ayat yang berkaitan dengan memilih pemimpin, semoga umat Islam dapat mengikuti perintah Allah dalam mencari pemimpin.

Kesimpulan
Pemimpin adalah amanah yang harus dipegang kokoh dan harus dipertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah, maka timbulkanlah rasa yang diharapkan oleh rakyat, yaitu berjiwa empati (merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya). Sehingga rakyat akan merasa nyaman atas kepemimpinannya.
Semoga bulan april mendatang muncullah sosok pemimpin-pemimpin yang berjiwa empati dan amanah...Aminnnnnn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar