Al-Qur’an adalah penutup segala kitab yang ada sebelumnya, dan
Alquran memiliki keistimewaan yang tidak terdapat pada kitab-kitab sebelumnya.
Karena Alqur’an memuat ajaran Ketuhanan yang pernah dimuat di kitab-kitab
sebelumnya. Alqur’an berisi petunjuk Allah SWT untuk semua manusia di segala
zaman, karena Alqur’an terpelihara dari segala perubahan dan tetap
terjaga keasliannya.
Firman Allah SWT; “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Alquran dan sesungguhnya Kami
senantiasa melindunginya”(QS.Al-Hijr : 9)."
Jika kitab sebelumnya diturunkan untuk kaum tertentu, maka Alqur’an
diturunkan untuk seluruh ummat sampai hari kiamat. Dari segi bahasa pula, Alqur’an tidak ada yang menandinginya.
Bahasanya mudah dan indah, sehingga banyak orang yang mudah menghafalkannya.
Membaca Alqur’an akan mendatangkan ketenangan dan ketentraman.
Walau dibaca berulang kali dan berulangkali, orang yang membacanya tidak akan
pernah merasa bosan dan jemu. Bahkan
orang yang sudah sudah biasanya mewiridkan membaca Alquran menyatakan merasakan
kemanisan dan kelezatan ketika melafalkan huruf demi huruf dari setiap ayat
Alqur’an.
Ada hal-hal yang sangat menakjubkan dari Al-Qur’an ini. Ternyata,
jika kita membaca Al-Qur’an dengan tartil dan sesuai kaidah tilawah, maka tidak
akan menimbulkan efek lelah sedikitpun. Kenapa? Karena kaidah-kaidah tilawah
merupakan olah nafas yang sangat efektif menstimulir tubuh untuk menjadi bugar
kembali. Oleh karena itu heran jika banyak ulama salaf sampai mampu
menghatamkan Al-Qur’an dalam hitungan hari, khususnya di bulan Ramadhan.
Membaca Alqur’an adalah ibadah yang sangat besar. Banyak nash yang
menerangkan akan besarnya fadhilah dan pahalanya. Diantara yang paling masyhur,
Alqur’an akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat.
Disebutkan dalam shahih Muslim, dari Abu Umamah Albahiliy r.a, ia
mendengar Rasulullah saw bersabda “ Bacalah oleh kalian Alqur’an, karena ia
akan datang memberi syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat.” Selain hadist
tersebut, juga ada hadist yang menyatakan bahwa setiap huruf dalam bacaan Alqur’an
akan mendapatkan sepuluh kebaikan (pahala), adapun hadist yang shahih dari Ibnu
Mas’ud ra, Nabi saw bersabda “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari
Alqur’an, maka baginya satu kebaikan. Dan setiap kebaikan akan berganda hingga
10 kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif itu
satu huruf lam itu satu huruf dan mim satu huruf.”(H.R Bukhari, Tirmidzi dan
Hakim).
Di bulan Ramadhan keutamaan membaca Alqur’an semakin meningkat,
karena setiap amal kebaikan yang dikerjakan di bulan Ramadhan dilipatgandakan
pahalanya. Lebih istimewa lagi karena Alquran pertama kali diturunkan pada
bulan Ramadhan kepada Nabi saw.
Bila kita membaca sejarah kehidupan para Ulama salafus shalihin,
kita akan dapat melihat bahwa mereka sangat memberikan perhatian besar akan
ibadah membaca Alqur’an di bulan Ramadhan. Mereka akan memperbanyak membaca
Alqur’an baik di dalam shalat maupun di luar shalat.
Utsman bin Affan r.a, menghatamkan Al-Qur’an sehari sekali pada
bulan Ramadhan, sebagian Ulama salaf yang lain menghatamkannya pada shalat
malamnya setiap tiga hari sekali. Sebagian lain menghatamkannya seminggu
sekali.
Imam Syafi’i rah.a, pada bulan Ramadhan menghatamkan Al-Qur’an
sampai 60 kali. Beliau membacanya di luar shalat. Imam Qadatah senantiasa
menghatamkan setiap tujuh hari sekali puncaknya pada sepuluh hari terakhir,
beliau menghatamkan setiap malam.
Imam Az-zuhri rah.a jika sudah memasuki Ramadhan tidak membaca
hadist dan tidak hadir di majelis ilmu, Beliau hanya membaca Al-Qur’an dari
mushaf. Sufyan Al-Tsauri jika sudah masuk Ramadhan meninggalkan segala bentuk
ibadah dan hanya membaca Al-Qur’an. Ibnu Rajab rah.a berkata “(Maksud) adanya
larangan membaca Alqur’an (mengkhatamkannya) kurang dari tiga hari yaitu jika
dirutinkan tiap hari. Namun, jika di kesempatan yang utama seperti bulan
Ramadhan dan tempat yang mulia seperti di Makkah bagi penduduk luar Makkah,
dianjurkan memperbanyak tilawah Al-Qur’an di sana, untuk menghargai kemuliaan
tempat dan waktu tersebut. Ini adalah pendapat Imam Ahmad, Ishaq, dan imam-imam
lainnya. Hal ini di dukung dengan amalan selain mereka.
Menurut Imam Ibn’Arabi dalam mukaddimah al-Futuhat al Ilahiyah
bahwa jumlah huruf dalam Al-Qur’an itu adalah 1.027.000 huruf. Setiap huruf
Al-Qur’an yang dibaca, dibalas dengan 10 kebaikan, dan pada bulan Ramadhan setiap
ibadah wajib digandakan pahalanya menjadi 70 lagi sedangkan ibadah sunnah akan
digandakan seperti melaksanakan ibadah wajib.
Dengan demikian dapat di bayangkan betapa banyaknya kebaikan yang
akan di berikan Allah SWT kepada pembaca Al-Qur’an, khususnya yang
menghatamkan, terlebih lagi pada bulan Ramadhan. Setidaknya kita akan
mendapatkan 10.027.000 kebaikan!
Subhanallah! Seandainya kita diminta untuk membayangkan,
menceritakan ataupun menuliskan 10.027.000
kebaikan yang sangat kita inginkan. Saya sangat yakin kita tidak akan mampu
memiikirkannya. Tapi ALLAH SWT dengan kerahiman-Nya akan memberikan 10.027.000 kebaikan
kepada pembaca yang mengkhatamkan Alquran.
Apakah anda mengaku sebagai seorang muslim? Adakah diri kita layak
disebut sebagai seorang muslim? Jawabannya gampang saja. Berapa lama Anda
meluangkan waktu dalam sehari untuk baca dan memahami isi kandungan Al-Qur’an?
Coba bandingkan berapa banyak Anda membaca Koran dan Al-Qur’an
setiap hari? Jawabannya, ternyata kaum muslimin lebih banyak membaca koran
dibanding kitab suci pegangan sendiri.
Padahal membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang paling utama dan
dicintai Allah. Dalam hal ini para ulama’ sepakat, bahwa hukum membaca
Al-Qur’an adalah wajib ‘ain.
Karena bagaimana mungkin kita mengamalkan Al-Qur’an tanpa mau
membaca dan memahaminya. Beriman terhadap Al-Qur’an bukan sekedar percaya saja,
namun mesti dibuktikan dengan implementasi yang nyata sebagai tuntutan dari
iman tersebut yaitu membaca, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Al-Qur’an merupakan pedoman,konsep, dan aturan hidup manusia. Dalam
konteks hablum minallah. Al-Qur’an mengatur relasi hamba dengan khaliqnya.
Hubungan vertical ini dalam bahasa syariat di sebut ibadah seperti sholat,
puasa, zakat, dan haji.
Sedangkan dalam konteks hablum minan naas, Al-quran menjelaskan
tata cara pergaulan dan hubungan manusia dengan dirinya,manusia lain dan
makhluk allah lainnya hubungan horizontal ini di kenal dengan sebutan muamalah.
Konkritnya, Al-quran memberi petunjuk bagaimana mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Namun sayangnya, selama ini kebanyakan umat Islam telah
meninggalkan al-Qur’an. Al-Qur’an tidak mendapat perhatian dan tidak dibaca
untuk diamalkan sebagaimana mereka sibuk membaca bacaan lain selainnya. Selama
ini kita mampu membaca surat kabar, majalah dan buku setiap hari, namun kita tidak
mampu membaca al-Qur’an.
Kita mampu membaca dan menghatamkan surat kabar yang jumlah kata atau
hurufnya hampir sama dengan 1 juz al-Qur’an dalam waktu belasan menit, namun
tidak mampu membaca beberapa halaman dari Al-Qur’an.
Begitu pula kita mampu membaca majalah yang tebalnya seperempat
atau sepertiga al-Qur’an dalam waktu beberapa jam, namun gilirannya membaca
al-Qur’an kita tidak mampu membaca beberapa juz dalam waktu yang sama. Bahkan
kita mampu membaca dan mengkhatamkan buku novel, komik dan roman yang tebalnya
sama dengan Alqur’an dalam waktu seminggu, namun kita tidak mampu mengkhatamkan
Alqur’an dalam waktu yang sama, bahkan sebulan sekali pun. Inilah kondisi iman
kita saat ini yang sangat lemah dan kritis.
Sungguh banyak keutamaan dan keuntungan yang diperoleh bagi orang
yang membaca Alqur’an. Keuntungan tersebut tidak dimiliki oleh bacaan lainnya
seperti surat kabar, majalah dan buku.
Marilah kita luangkan waktu secara disiplin setiap hari untuk
membaca Alqur’an, dimulai dari sedikit untuk terus ditambah sedikit demi
sedikit, sehingga kita dapat paling kurang mengkhatamkannya setiap sebulan
sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar