Rabu, 25 Februari 2015

MEMBACA AL-QUR'AN oleh Abdi Harahap


   Al-Qur’an adalah penutup segala kitab yang ada sebelumnya, dan Alquran memiliki keistimewaan yang tidak terdapat pada kitab-kitab sebelumnya. Karena Alqur’an memuat ajaran Ketuhanan yang pernah dimuat di kitab-kitab sebelumnya. Alqur’an berisi petunjuk Allah SWT untuk semua manusia di segala zaman, karena  Alqur’an  terpelihara dari segala perubahan dan tetap terjaga keasliannya.
Firman Allah SWT; “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Alquran dan sesungguhnya Kami senantiasa melindunginya”(QS.Al-Hijr : 9)."
   Jika kitab sebelumnya diturunkan untuk kaum tertentu, maka Alqur’an diturunkan untuk seluruh ummat sampai hari kiamat. Dari segi bahasa  pula, Alqur’an tidak ada yang menandinginya. Bahasanya mudah dan indah, sehingga banyak orang yang mudah menghafalkannya.
Membaca Alqur’an akan mendatangkan ketenangan dan ketentraman. Walau dibaca berulang kali dan berulangkali, orang yang membacanya tidak akan pernah merasa bosan dan jemu.  Bahkan orang yang sudah sudah biasanya mewiridkan membaca Alquran menyatakan merasakan kemanisan dan kelezatan ketika melafalkan huruf demi huruf dari setiap ayat Alqur’an.
   Ada hal-hal yang sangat menakjubkan dari Al-Qur’an ini. Ternyata, jika kita membaca Al-Qur’an dengan tartil dan sesuai kaidah tilawah, maka tidak akan menimbulkan efek lelah sedikitpun. Kenapa? Karena kaidah-kaidah tilawah merupakan olah nafas yang sangat efektif menstimulir tubuh untuk menjadi bugar kembali. Oleh karena itu heran jika banyak ulama salaf sampai mampu menghatamkan Al-Qur’an dalam hitungan hari, khususnya di bulan Ramadhan.
   Membaca Alqur’an adalah ibadah yang sangat besar. Banyak nash yang menerangkan akan besarnya fadhilah dan pahalanya. Diantara yang paling masyhur, Alqur’an akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat.
   Disebutkan dalam shahih Muslim, dari Abu Umamah Albahiliy r.a, ia mendengar Rasulullah saw bersabda “ Bacalah oleh kalian Alqur’an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat.” Selain hadist tersebut, juga ada hadist yang menyatakan bahwa setiap huruf dalam bacaan Alqur’an akan mendapatkan sepuluh kebaikan (pahala), adapun hadist yang shahih dari Ibnu Mas’ud ra, Nabi saw bersabda “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Alqur’an, maka baginya satu kebaikan. Dan setiap kebaikan akan berganda hingga 10 kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif itu satu huruf lam itu satu huruf dan mim satu huruf.”(H.R Bukhari, Tirmidzi dan Hakim).
   Di bulan Ramadhan keutamaan membaca Alqur’an semakin meningkat, karena setiap amal kebaikan yang dikerjakan di bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya. Lebih istimewa lagi karena Alquran pertama kali diturunkan pada bulan Ramadhan kepada Nabi saw.
   Bila kita membaca sejarah kehidupan para Ulama salafus shalihin, kita akan dapat melihat bahwa mereka sangat memberikan perhatian besar akan ibadah membaca Alqur’an di bulan Ramadhan. Mereka akan memperbanyak membaca Alqur’an baik di dalam shalat maupun di luar shalat.
   Utsman bin Affan r.a, menghatamkan Al-Qur’an sehari sekali pada bulan Ramadhan, sebagian Ulama salaf yang lain menghatamkannya pada shalat malamnya setiap tiga hari sekali. Sebagian lain menghatamkannya seminggu sekali.
  Imam Syafi’i rah.a, pada bulan Ramadhan menghatamkan Al-Qur’an sampai 60 kali. Beliau membacanya di luar shalat. Imam Qadatah senantiasa menghatamkan setiap tujuh hari sekali puncaknya pada sepuluh hari terakhir, beliau menghatamkan setiap malam.
   Imam Az-zuhri rah.a jika sudah memasuki Ramadhan tidak membaca hadist dan tidak hadir di majelis ilmu, Beliau hanya membaca Al-Qur’an dari mushaf. Sufyan Al-Tsauri jika sudah masuk Ramadhan meninggalkan segala bentuk ibadah dan hanya membaca Al-Qur’an. Ibnu Rajab rah.a berkata “(Maksud) adanya larangan membaca Alqur’an (mengkhatamkannya) kurang dari tiga hari yaitu jika dirutinkan tiap hari. Namun, jika di kesempatan yang utama seperti bulan Ramadhan dan tempat yang mulia seperti di Makkah bagi penduduk luar Makkah, dianjurkan memperbanyak tilawah Al-Qur’an di sana, untuk menghargai kemuliaan tempat dan waktu tersebut. Ini adalah pendapat Imam Ahmad, Ishaq, dan imam-imam lainnya. Hal ini di dukung dengan amalan selain mereka.
   Menurut Imam Ibn’Arabi dalam mukaddimah al-Futuhat al Ilahiyah bahwa jumlah huruf dalam Al-Qur’an itu adalah 1.027.000 huruf. Setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca, dibalas dengan 10 kebaikan, dan pada bulan Ramadhan setiap ibadah wajib digandakan pahalanya menjadi 70 lagi sedangkan ibadah sunnah akan digandakan seperti melaksanakan ibadah wajib.
   Dengan demikian dapat di bayangkan betapa banyaknya kebaikan yang akan di berikan Allah SWT kepada pembaca Al-Qur’an, khususnya yang menghatamkan, terlebih lagi pada bulan Ramadhan. Setidaknya kita akan mendapatkan 10.027.000 kebaikan!
   Subhanallah! Seandainya kita diminta untuk membayangkan, menceritakan ataupun menuliskan  10.027.000 kebaikan yang sangat kita inginkan. Saya sangat yakin kita tidak akan mampu memiikirkannya. Tapi ALLAH SWT dengan kerahiman-Nya akan memberikan 10.027.000 kebaikan kepada pembaca yang mengkhatamkan Alquran.
   Apakah anda mengaku sebagai seorang muslim? Adakah diri kita layak disebut sebagai seorang muslim? Jawabannya gampang saja. Berapa lama Anda meluangkan waktu dalam sehari untuk baca dan memahami isi kandungan Al-Qur’an?
   Coba bandingkan berapa banyak Anda membaca Koran dan Al-Qur’an setiap hari? Jawabannya, ternyata kaum muslimin lebih banyak membaca koran dibanding kitab suci pegangan sendiri.
Padahal membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang paling utama dan dicintai Allah. Dalam hal ini para ulama’ sepakat, bahwa hukum membaca Al-Qur’an adalah wajib ‘ain.
   Karena bagaimana mungkin kita mengamalkan Al-Qur’an tanpa mau membaca dan memahaminya. Beriman terhadap Al-Qur’an bukan sekedar percaya saja, namun mesti dibuktikan dengan implementasi yang nyata sebagai tuntutan dari iman tersebut yaitu membaca, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  Al-Qur’an merupakan pedoman,konsep, dan aturan hidup manusia. Dalam konteks hablum minallah. Al-Qur’an mengatur relasi hamba dengan khaliqnya. Hubungan vertical ini dalam bahasa syariat di sebut ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan haji.
   Sedangkan dalam konteks hablum minan naas, Al-quran menjelaskan tata cara pergaulan dan hubungan manusia dengan dirinya,manusia lain dan makhluk allah lainnya hubungan horizontal ini di kenal dengan sebutan muamalah.
   Konkritnya, Al-quran memberi petunjuk bagaimana mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
   Namun sayangnya, selama ini kebanyakan umat Islam telah meninggalkan al-Qur’an. Al-Qur’an tidak mendapat perhatian dan tidak dibaca untuk diamalkan sebagaimana mereka sibuk membaca bacaan lain selainnya. Selama ini kita mampu membaca surat kabar, majalah dan buku setiap hari, namun kita tidak mampu membaca al-Qur’an.
   Kita mampu membaca dan menghatamkan surat kabar yang jumlah kata atau hurufnya hampir sama dengan 1 juz al-Qur’an dalam waktu belasan menit, namun tidak mampu membaca beberapa halaman dari Al-Qur’an.
   Begitu pula kita mampu membaca majalah yang tebalnya seperempat atau sepertiga al-Qur’an dalam waktu beberapa jam, namun gilirannya membaca al-Qur’an kita tidak mampu membaca beberapa juz dalam waktu yang sama. Bahkan kita mampu membaca dan mengkhatamkan buku novel, komik dan roman yang tebalnya sama dengan Alqur’an dalam waktu seminggu, namun kita tidak mampu mengkhatamkan Alqur’an dalam waktu yang sama, bahkan sebulan sekali pun. Inilah kondisi iman kita saat ini yang sangat lemah dan kritis.
   Sungguh banyak keutamaan dan keuntungan yang diperoleh bagi orang yang membaca Alqur’an. Keuntungan tersebut tidak dimiliki oleh bacaan lainnya seperti surat kabar, majalah dan buku.
   Marilah kita luangkan waktu secara disiplin setiap hari untuk membaca Alqur’an, dimulai dari sedikit untuk terus ditambah sedikit demi sedikit, sehingga kita dapat paling kurang mengkhatamkannya setiap sebulan sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar