Islam sangat memperhatikan penganutnya untuk
memperhatikan proses rezki yang diperolehnya, apakah didapatkan dengan cara
yang halal atau haram. Salah satu ayat Al Quran membimbing kita untuk
menkonsumsi rezki yang halal : “ Hai manusia konsunsilah dari apa yang terdapat
di muka bumi ini yang halal dan toyyib, janganlah kamu ikuti langkah-langkah
syaitan sesungguhnya syaitan itu musuh kamu yang nyata” Qs 2 : 168
Mencari rezki sama pentingnya dengan kehidupan
itu sendiri, jika kita rajin dan gigih Insya Allah kita akan sukses dan bahagia
dan jika malas maka kita akan tertinggal dan men jadi beban orang lain.
Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan
masalah penghasilan atau rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena
kurang berkah. Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan
kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini
menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian
orang. Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan
menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah
koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan
pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada Allah untuk
mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.
Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan
kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan
penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja
yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan
bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa
disangka-sangka.
Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:
1- Takwa Kepada Allah
Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat
mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa
Ta”ala berfirman, artinya, “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang
tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)
Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala
yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan
di dunia dan di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia
peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap
permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki
secara tidak terduga.
Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah
di atas, “Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang
diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan
jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah
yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama
sekali sebelumnya.”
Allah swt juga berfirman, artinya, “Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (QS. 7:96)
2- Istighfar dan Taubat
Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah
istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi
Nuh Alaihissalam ,
“Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun
kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. 71:10-12)
Al-Qurthubi mengatakan, “Di dalam ayat ini, dan
juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan
penyebab turunnya rizki dan hujan.”
Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada
al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu
ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah
kepada Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan
kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian
ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab,
“Beristighfarlah kepada Allah.”
Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang
berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka
semua agar beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari
diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti
tersebut diatas, red)
Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar
dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang
beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan
dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta.
Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang
diharapkan.
3- Tawakkal Kepada Allah
Allah swt berfirman, artinya, “Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS. 65:3)
Nabi saw telah bersabda, artinya, “Seandainya
kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah
akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi
dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad,
at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)
Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk
memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui
dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan.
Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat,
kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya
adalah dari Allah semata.
Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang
di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya
kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan
menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat,
menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan
bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan
madharat dan manfaat selain Dia.
4- Silaturrahim Produktif
Silaturrahim merupakan sarana yang sangat ampuh
untuk membuka pintu rezki. Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa
silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya
adalah sebagai berikut:
-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam,
artinya, “Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan
rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR
Al Bukhari)
-Sabda Nabi saw, artinya,“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu
anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Ketahuilah orang yang ada
hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan
dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam
keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan
al-Albani)
Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada
hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau
tidak, mahram atau bukan mahram.
5- Infaq fi Sabilillah
Allah swt berfirman, artinya, “Dan barang
apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi
rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)
Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau
infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka
Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan
balasan di akhirat kelak.”
Juga firman Allah yang lain,artinya, “Hai orang-orang yang
beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah,
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti)
kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang
Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)
Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw
bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan
berinfak kepadamu.” (HR Muslim)
5- Berbuat Baik kepada Orang Lemah
Nabi SAW telah menjelaskan bahwa Allah akan
memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat
baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya, “Tidaklah kalian
semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah
diantara kalian.” (HR. al-Bukhari)
Dhu”afa” (orang-orang lemah) klasifikasinya
bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita
yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.
6- Serius di dalam Beribadah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu
anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Allah Subhannahu wa
Ta”ala berfirman, artinya, “Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau
beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku
menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi
dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu.”
Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk
di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan
hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu” hanya kepada Allah, merasa
sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya
sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.
Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang
lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah,
meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat
di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan
Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar